Jurnal Tanah Sebagai Media Tumbuh


JURNAL DAN RANGKUMAN JURNAL
TANAH SEBAGAI MEDIA TUMBUH TANAMAN




OLEH :
CITRA WULAN SUCI    125040207111012

AGROEKOTEKNOLOGI KELAS P
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG 2012



ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon tanaman seledri terhadap pemberian beberapa macam pupuk daun pada tiga jenis tanah. Hasil penelitian menunjukkan (1) interaksi pemberian pupuk daun dengan tiga jenis tanah berpengaruh tidak nyata pada semua variabel pertumbuhan dan hasil tanaman tanaman seledri (2)  respon pertumbuhan dan hasil tanaman seledri yang lebih baik ditunjukkan pada pemberian pupuk daun Growmore (32-10-10). Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya  tinggi tanaman, jumlah daun , hasil bobot segar  per tanaman, bobot kering dan ratio tajuk-akar, kemudian diikuti pupuk daun Mamigro (25-5-10) dan pupuk daun Hyponex (25-6-6). Sedangkan tanpa pemberian pupuk daun menunjukkan pertumbuhan dan hasil yang lebih rendah (3) tanah gambut sebagai media tumbuh pada tanaman seledri mampu memberikan respon yang positif di dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman seledri pada semua variabel pengamatan.

PENDAHULUAN
            Seledri (Apium graveolus L) adalah tanaman sayuran bumbu berbentuk rumput yang berasal dari benua Amerika yang digunakan sebagai bumbu penyedap makanan dan bersifat obat yang mujarab menurunkan tekanan darah tinggi, mengobati kerontokan rambut, mengatasi sukar tidur, meperlancar buang air  seni dan menguatkan urat syarat (Soewito,1991).
Pada dasarnya prospek seledri sangat cerah, baik di pasaran dalam negeri (domestik) maupun luar negeri sebagai komoditas ekspor, namun pembudidayaan seledri di Indonesia pada umumnya masih dalam skala kecil yang dilakukan sebagai sambilan (sampingan). Beberapa bukti tentang budidaya seledri di Indonesia yang belum dikelola secara komersial dan diantaranya dapat merujuk pada data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tentang hasil survey pertanian tanaman sayuran di Indonesia pada tahun 2008, ternyata belum ditemukan data luas panen dan produksi seledri secara nasional. Demikian pula dalam program penelitian dan pengembangan hortikultura di Indonesia pada Pusat Penelitian dan pengembangan (Puslitbang). Hortikultura sampai 2003/2004, ternyata tanaman seledri belum mendapatkan prioritas penelitian, baik sebagai komoditas utama, potensial maupun introduksi (Sutrisna, Sastraatmadja dan Ishaq, 2005).
Di Kalimantan Tengah, tanah-tanah marginal untuk pengembangan lahan pertanian didominasi oleh tanah gambut, tanah berpasir dan tanah Podsolik Merah Kuning, dimana tanah-tanah tersebut berpotensi untuk dikembangkan sebagai media tanam, namun didalam pelaksanaannnya mempunyai kendala diantaranya tingkat kesuburan yang rendah dan minimnya unsur hara yang tersedia.
Upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kendala tidak tersedianya unsur hara, baik makro maupun mikro pada berbagai jenis tanah yang kurang subur adalah dengan pemberian pupuk. Pemberian pupuk atau unsur hara ini selain diberikan lewat tanah dapat pula diberikan lewat daun. Menurut Lingga dan Marsono (2001), kelebihan utama dari pupuk daun, yaitu penyerapan haranya berjalan lebih cepat dibanding pupuk yang diberikan lewat akar.
Saat ini banyak produk pupuk daun dengan berbagai merk dagang dengan komposisi hara makro dan mikro yang bervariasi. Namun, secara umum unsur hara yang dominan dalam pupuk daun adalah hara makro dengan tambahan beberapa unsur mikro. Menurut Sutedjo (1999), apabila tanaman sayuran daun seperti bayam, seledri atau selada maka pupuk daun yang digunakan harus berkadar N tinggi. Beberapa contoh pupuk daun yang berkadar N tinggi dengan kadar P dan K yang bervariasi banyak ditemukan di pasaran, seperti Growmore 32-10-10 (32 % N, 10 % P dan 10 % K), Hyponex 25-5-10 (25 % N, 5 % P dan 10 % K) atau Mamigro 25-6-6 (25 % N, 6 % P dan 6 % K).
Beragamnya komposisi unsur-unsur yang dikandung pupuk daun yang dijual di pasaran tersebut, hal ini memerlukan suatu kajian yang ilmiah untuk mengaplikasikannya pada tanaman karena masing-masing tanaman punya tanggapan (respon) yang berbeda kebutuhannya terhadap pupuk (unsur hara). Bertolak dari hal tersebut kiranya perlu dilakukan penelitian tentang respon tanaman seledri terhadap pemberian beberapa macam pupuk daun pada tiga jenis tanah.
BAHAN DAN METODE
            Penelitian dilaksanakan dirumah plastik di Jalan Karanggan No. 34, Kelurahan Bukit Pinang, Kecamatan Pahandut, Kota Palangka Raya. Penelitian dilaksanakan dari bulan Oktober hingga Desember 2010.
Bahan-bahan yang digunakan adalah benih seledri, pupuk daun (Growmore, Hyponex dan Mamigro), air pengencer, tanah gambut, tanah podsolik merah kuning, tanah berpasir, pupuk kandang kotoran ayam, kapur dolomit dan pestisida (Furadan 3G dan Benlate 20 EC).
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain meteran, timbangan, cangkul, parang, gergaji, palu, plastik, kasa, kajang, ayakan, bak persemaian, polybag, handsprayer, neraca analitik, penggaris, alat tulis dan alat-alat tulis yang dianggap perlu.
Penelitian ini meggunakan Rancangan Acal Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial, dengan 2 faktor perlakuan. Faktor pertama adalah pemberian pupuk daun (P) yang terdiri dari 4 macam yaitu 0 = tanpa diberi pupuk daun, D1= pemberian pupuk daun Growmore, D2= pemberian pupuk daun Hyponex dan D3           = pemberian pupuk daun Mamigro.Faktor kedua adalah jenis tanah (T) yang terdiri dari 3 jenis, yaitu  :T1= Tanah Gambut, T2= Tanah Berpasir,T3= Tanah podsolik Merah Kuning.Variabel yang diamati  meliputi : Tinggi tanaman (cm) ; Jumlah daun (helai) ;
bobot segar tanaman (g/tanaman)  ;.Bobot kering tanaman (g/tanaman) ; Rasio Tajuk-Akar atau Shoot and Root Ratio (S/R).
 HASIL DAN PEMBAHASAN
             Interakasi antara pupuk daun dan jenis tanah berpengaruh tidak nyata pada semua variabel pengamatan, hal ini diduga karena kedua perlakuan memiliki peranan yang sama di dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman sedeldri.  Menurut Hanafiah (1995), tidak terjadinya pengaruh interaksi dua faktor perlakuan karena kedua faktor tidak mampu bersinergi (bekerjasama) sehingga mekanisme kerjanya berbeda atau salah satu faktor tidak berperan secara optimal atau bahkan bersifat antagonis, yaitu saling menekan pengaruh masing-masing.
Walaupun tidak terjadi pengaruh interaksi pada kedua perlakuan, namun masing-masing perlakukuan faktor tunggal memberikan pengaruh nyata dalam m,eningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman seledri.
Pengaruh Pupuk Daun Terhadap Pertumbuhan Tanaman dan Hasil Tanaman Seledri
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk daun menunjukkan respon yang positif  dan berpengaruh  nyata didalam meningkat pertumbuhan dan hasil tanaman seledri serta ratio tajuk-akar (pengamatan terakhir). Pemberian pupuk daun Growmore (32-10-10) cenderung menunjukkan perlakuan yang terbaik dibanding perlakuan lainnya. Daun merupakan variabel utama yang menentukan kemampuan tanaman untuk berfotosintesis, jadi secara keseluruhan pertumbuhan tanaman seledri dapat dipacu lebih baik dengan pemberian pupuk daun Growmore (32-10-10).
Tabel 1.  Rata-rata Tinggi Tanaman , Jumlah Daun, Bobot Segar, Bobot Kering dan Ratio Tajuk-Akar Tanaman Seledri  Pengaruh Perlakuan Beberapa Macam Pupuk Daun
Perlakuan
Pupuk Daun
Tinggi Tanaman
Jumlah Daun
14 HST
21 HST
28 HST
14 HST
21 HST
28 HST
Kontrol (D0)
3.94ab
5.22a
7.44a
2.22a
3.67a
5.89a
Growmore(D1)
8.11c
10.78b
14.06b
3.67b
6.00b
11.11b
Hyponex (D2)
3.50a
3.72a
7.69b
2.39a
4.11a
6.22a
Mamigro (D3)
6.78bc
9.33b
12.11a
2.56a
4.22a
6.67a

Bobot Segar Tanaman (g)
Bobot Kering Tanaman (g)
Rasio Tajuk-Akar
Kontrol (D1)
0.88p
0.030p
4.34p
Growmore (D2)
1.26q
0.074r
5.94q
Hyponex (D3)
0.97p
0.035p
4.52p
Mamigro (D4)
1.13q
0.045pq
5.22pq









Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada masing-masing kolom, umur dan variabel yang sama  tidak berbeda nyata  menurut uji BNJ pada taraf 5 %.
Pada saat pertumbuhan tanaman, seperti halnya pertambahan tinggi tanaman dan jumlah daun seledri tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor genetik dan ketersediaan unsur hara dalam jumlah yang cukup dan berimbang. Pemberian pupuk daun Growmore dengan kandungan unsur hara N, P dan K yang lebih tinggi dibandingkan pupuk daun lainnya, yaitu 32% (N), 10% (P), dan 10% (K) tampaknya dapat memacu pertumbuhan tanaman seledri yang lebih baik, karena pada saat pertumbuhan tanaman unsur N, P dan K diperlukan dalam jumlah yang lebih banyak dan berimbang.
            Peran utama unsur N, P dan K bagi pertumbuhan tanaman sesuai pernyataan Lingga dan Marsono (2001), bahwa unsur nitrogen (N) sangat penting untuk pertumbuhan vegetatif tanaman karena dapat merangsang pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya batang, cabang dan daun. Menurut Laegreid et al (1999, dalam Hindersah dan Simarmata, 2004), ketersediaan unsur nitrogen adalah penting pada saat pertumbuhan tanaman, karena nitrogen berperan dalam seluruh proses biokimia tanaman. Sedangkan fosfor (P) menurut Rosmarkam dan Yuwono (2002) berperan untuk pembentukan sejumlah protein tertentu, berperan dalam fotosintesis dan respirasi sehingga sangat penting untuk pertumbuhan tanaman keseluruhan, selain itu berperan penting memperbaiki sistem perakaran tanaman. Adapun kalium (K) menurut Sarief (1989) merupakan salah satu unsur hara yang sangat berperan dalam memacu pertumbuhan tinggi tanaman. Apabila tanaman mengalami kekurangan unsur kalium, maka tanaman akan tumbuh lebih pendek, sehingga tanaman menjadi kerdil dan mudah rebah.
Dari unsur hara yang ada di perlukan tanaman, nitrogen (N) adalah unsur yang paling utama menentukan pertumbuhan dan hasil tanaman seledri, apalagi bagian ekonomis tanaman seledri yang di panen adalah bagian batang dan daun. Tersedianya unsur nitrogen yang lebih besar yang terkandung dari pupuk daun Growmore (32%) dibanding pupuk Hyponex (25%) dan Mamigro (25%), diduga berperan langsung memacu peningkatan pertumbuhan daun. Hal ini sesuai pernyataan Lakitan (1996), bahwa pada saat pertumbuhan daun, diketahui tidak semua unsur hara diperlukan dan berperan langsung terhadap pembentukan daun. Unsur hara yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan daun adalah nitrogen.
Pertambahan jumlah daun pada akhirnya akan berakibat meningkatnya luas daun secara keseluruhan, hal ini berarti kemampuan tanaman melakukan fotosintesis meningkat, sehingga hasil fotosintesis (fotosintat) yang tersedia juga akan meningkat dan dialokasikan kebagian tanaman yang bernilai ekonomis (Goldworthy dan Fisher, 1996). Selain itu pertambahan jumlah daun juga akan berakibat langsung terhadap biomassa secara keseluruhan, hal ini diperlihatkan dengan meningkatnya bobot basah dan kering yang lebih tinggi. Dari Tabel 1 juga dapat dilihat bahwa pengaruh pupuk daun juga berpengaruh sangat nyata terhadap bobot segar, bobot kering dan rasio tajuk- akar tanaman seledri. Pemberian pupuk daun Growmore (32-10-10) lebih baik dibanding jenis pupuk daun lainnya dalam meningkatkan hasil panen (bobot segar) tanaman seledri dan berbanding lurus dengan bobot keringnya. Hal ini menunjukkan bahwa pupuk daun Growmore mengandung unsur hara makro dan mikro yang lebih tinggi sehingga mampu menyediakan kebutuhan bagi pertumbuhan tanaman dan pada akhirnya meningkatkan hasil tanaman. Selain kandungan unsur hara makro seperti N, P, dan K yang lebih tinggi, kandungan unsur hara mikro yang terkandung dari pupuk daun Growmore juga lebih tinggi dibanding Hyponex dan Mamigro.
Tersedianya hara makro dan mikro yang lebih baik dari pupuk daun Growmore akan dapat mendukung pertumbuhan yang lebih baik, dan pada akhirnya hasil tanaman juga lebih baik.  Menurut Sitompul dan Guritno (1995), hasil tanaman sangat ditentukan oleh produksi biomassa pada saat masa pertumbuhan tanaman dan pembagian biomassa pada bagian yang dipanen. Produksi biomassa tersebut mengakibatkan pertambahan berat dapat pula diikuti dengan pertambahan ukuran tanaman (Sitompul dan Guritno, 1995). Kondisi ini menurut Gardner dkk.. (1991) sangat dimungkinkan apabila pada saat pertumbuhan tanaman, unsur hara dan faktor pendukung lainnya tersedia dan tidak menjadi faktor pembatas bagi pertumbuhan dan pembagian hasil fotosintesis (fotosintat) ke organ hasil berjalan dengan baik.
Demikian pula rasio tajuk-akar sangat dipengaruhi oleh tersedianya nitrogen. Menurut Loomis (1953, dalam Gardner dkk.. 1991), tersedianya unsur N dan air yang banyak akan dapat menggalakkan pertumbuhan ujung (tajuk). Hasil penelitian Murata (1969 dalam Gardner dkk. 1991) menunjukkan bahwa rasio tajuk-akar tanaman padi meningkat secara nyata akibat diberi nitrogen yang lebih banyak. Meningkatnya rasio tajuk-akar juga akan berakibat langsung terhadap peningkatan bagian ekonomis dari tanaman seledri yang dipanen.
Secara keseluruhan hasil panen tanaman seledri dari penelitian yang telah dilaksanakan masih di bawah standar normal, yaitu ± 1 g/tanaman. Apabila dibandingkan dengan hasil penelitian Paishal (2005), bahwa penggunaan pupuk daun dapat menghasilkan bobot segar seledri mencapai 12,67 g/tanaman.  Rendahnya hasil tanaman seledri dari penelitian ini, diduga karena rendahnya intensitas cahaya yang diterima tanaman akibat atap naungan yang dibuat terlalu rapat sehingga ini akan berpengaruh terhadap kemampuan tanaman berfotosintesis sehingga hasilnya rendah.  Penelitian yang sama dari Paishal (2005), menunjukkan bahwa aplikasi naungan berpengaruh nyata menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman, yaitu pada tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, dan jumlah rumpun. Perlakuan naungan juga menurunkan hasil produksi tanaman seledri, yaitu pada jumlah tanaman yang hidup, bobot akar, bobot yang dapat dipasarkan per panel dan bobot yang dapat dipasarkan per tanaman. Tanaman tanpa naungan memiliki pertumbuhan vegetatif yang lebih baik dibandingkan tanaman dengan aplikasi naungan.
 KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.  Interaksi pemberian pupuk daun dengan tiga jenis tanah berpengaruh tidak nyata pada semua variabel pertumbuhan dan hasil tanaman yang diamati
2.  Respon pertumbuhan dan hasil tanaman seledri yang lebih baik ditunjukkan pada  pemberian pupuk daun Growmore (32-10-10) dibandingkan perlakuan lainnya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya tinggi tanaman, jumlah daun, hasil bobot segar, bobot kering dan ratio tajuk-akar tanaman seledri.
3. Respon pertumbuhan dan hasil tanaman seledri pada tanah gambut lebih baik dibandingkan pada tanah berpasir dan tanah PMK
4. Tanah gambut sebagai media tumbuh pada tanaman seledri mampu memberikan respon yang positif di dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman seledri pada semua variabel pengamatan.


       Saran
1.    Untuk pertumbuhan dan hasil tanaman seledri yang lebih baik disarankan untuk menanam pada tanah gambut dan memberikan pupuk daun Growmore             (32-10-10).
2.    Disarankan pula untuk penelitian lanjutan :
a. agar memperhatikan atap naungan tidak terlalu mengurangi intensitas matahari yang diterima tanaman seledri sehingga tanaman dapat etiolasi.
b.  memperhatikan ukuran polybag (tidak terlalu kecil) yang digunakan sebagai tempat media tanam, minimal ukuran polybagnya untuk volume tanah 5 kg.
Tabel 3.  Data hasil analisis tanah
No.
Parameter yang dinalisis
Tanah Gambut
Tanah PMK
Tanah Alluvial
1.
pH H2O (1:2,5)
4,86
6,26
7,05
2.
N-Total (%)
0,83
0,11
0,25
3.
P-Total (ppm)
217,88
103,16
120,99
4.
K-Total (ppm)
1,28
1,27
0,83
Sumber : Data dianalisis di UPT Laboratorium Dasar dan Analitik (Nopember 2010)










RANGKUMAN JURNAL
Fungsi Tanah
1.Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran
2.Penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara)
3.Penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh: hormon, vitamin, dan asam-asam organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim yang dapat meningkatkan kesediaan hara)
4.Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama & penyakit tanaman.
Dua Pemahaman Penting tentang Tanah:
1.Tanah sebagai tempat tumbuh dan penyedia kebutuhan tanaman, dan
2.Tanah juga berfungsi sebagai pelindung tanaman dari serangan hama & penyakit dan dampak negatif pestisida maupun limbah industri yang berbahaya.
Kelebihan Tanah dibanding Media Tanam Lain
  • Lebih kuat dlm menyangga tanaman
  • Dapat menyediakan unsur hara
  • Dapat mengatur ketersediaan air
  • Filter dari kontaminan
  • Tempat hidup biota yang menghasilkan unsur yang berguna bagi tanaman
Kelemahan Tanah dibanding Media Tanam Lain
  • Tanah dijaman sekarang ini sulit didapat apalagi dikota-kota besar
  • Pengolahannnya memakan biaya yang besar
  • Penggunaan pupuk kurang efisien dibanding dengan media lain
  • Tempat hidup biota yang bisa merugikan tanaman

Pengaruh Jenis tanah Terhadap pertumbuhan Tanaman dan Hasil Tanaman Seledri
             Penggunaan jenis berpengaruh nyata dan sangat nyata terhadap variabel pertumbuhan maupun hasil tanaman seledri, yakni pada jumlah daun, bobot segar, bobot kering dan rasio tajuk-akar. Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa penggunaan tanah  tanah gambut lebih baik dibandingkan jenis tanah lainnya (tanah PMK dan tanah berpasir) dalam meningkatkan pertumbuhan maupun hasil tanaman seledri. Hal ini di duga terkait dengan kandungan unsur hara atau sifat kimia tanah dari ke tiga jenis tanah tersebut berbeda sehingga tanaman merespon berbeda pula. Berdasarkan hasil analisis beberapa sifat kimia tanah dari ketiga jenis ini (Tabel 3), memperlihatkan adanya perbedaan. Tanah gambut walaupun pH nya lebih rendah dibandingkan 2 jenis tanah lainnya, namun kandungan N total, P total dan K totalnya lebih tinggi yaitu 0,83%, 217,88 ppm dan 1,28 ppm dibandingkan PMK yaitu 0,11%, 103,16 ppm dan 1,27 ppm dan tanah berpasir yaitu 0,25%, 120,99 ppm dan 0,83 ppm.
Tersedianya N, P dan K yang lebih tinggi pada tanah gambut menjadikan tanah ini mampu mendukung pertumbuhan tanaman seledri lebih baik dibandingkan pada tanah berpasir maupun tanah PMK. Khusus unsur N dan P pada tanah gambut kandungannya jauh lebih tinggi melebihi pada tanah berpasir dan tanah PMK, ini karena pada tanah gambut unsur N dan P bersumber dari bahan organik, berbeda dengan tanah berpasir dan PMK yang merupakan tanah mineral dengan kandungan bahan organik yang rendah (kurang 20%). Menurut Stevenson (1982, dalam Salampak, 1993) bahwa nitrogen dan fosfor yang tinggi pada tanah gambut bersumber dari bahan organik yang tinggi, sedangkan menurut Buckman dan Brady (1982) dan Sarief (1989) pada tanah berpasir dan PMK bahan organiknya rendah sehingga kandungan unsur N dan P pada tanah inipun jadi rendah.
Tersedianya unsur N, P dan K yang lebih tinggi pada tanah gambut ini yang menyebabkan pertumbuhan tanaman seledri lebih baik, hal ini diperlihatkan dengan pertumbuhan daun (jumlah daun) yang lebih baik pula. Unsur hara yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan daun adalah nitrogen. Sutedjo dan Kartasapoetra (1991) menambahkan bahwa fungsi N antara lain untuk meningkatkan pertumbuhan daun. Daun tanaman akan menjadi banyak dan lebar dan warna yang lebih hijau. Selain N unsur P juga sangat dibutuhkan daun dalam kegiatan fosforilasi fotosintesis pada daun. Sesuai pernyataan Rosmarkam dan Yuwono (2002) bahwa fosfor dianggap sebagai kunci kehidupan karena berhubungan dengan senyawa energi sel (ATP) yang dibentuk pertama kali pada saat fosforilasi pada proses fotosintesis daun. Unsur fosfor (P) sangat berperan penting dalam kegiatan ini. Sedangkan unsur K terlibat dalam mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata pada daun, sehingga daun dapat mereduksi CO2 yang di perlukan dalam kegiatan fotosintesis.
Tabel 2.  Rata-rata Tinggi Tanaman , Jumlah Daun, Bobot Segar, Bobot Kering dan Ratio Tajuk-Akar Tanaman Seledri  Pengaruh Perlakuan Jenis Tanah
Perlakuan
Jenis Tanah (T)
Tinggi Tanaman
Jumlah Daun
14 HST
21 HST
28 HST
14 HST
21 HST
28 HST
Gambut(T1)
3.94ab
5.22a
7.44a
2.22a
3.67a
5.89a
Berpasir(T2)
8.11c
10.78b
14.06b
3.67b
6.00b
11.11b
PMK (T3)
3.50a
3.72a
7.69b
2.39a
4.11a
6.22a

Bobot Segar Tanaman (g)
Bobot Kering Tanaman (g)
Rasio Tajuk-Akar
Gambut (T1)
0.88p
0.030p
4.34p
Berpasi (T2)
1.26q
0.074r
5.94q
PMK(T3)
0.97p
0.035p
4.52p









Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada masing-masing kolom, umur dan variabel yang sama  tidak berbeda nyata  menurut uji BNJ pada taraf 5 %.
Berdasarkan fakta yang dijelaskan di atas, menunjukkan bahwa tersedianya unsur N, P dan K penting sekali untuk meningkatkan pertumbuhan daun dan aktivitas fotosintesis yang tinggi. Aktivitas fotosintesis yang tinggi menjamin tersedianya fotosintat yang lebih banyak dan ini diperlukan untuk meningkatkan bobot segar dan bobot kering (biomassa) tanaman seledri yang lebih baik. Peningkatan biomassa tanaman ini erupakan akibat dari adanya pembentukan dan pertambahan organ- organ tanaman seperti akar, batang dan daun selama masa tertentu dari pertumbuhan tanaman. Sesuai pernyataan Sitompul dan Guritno (1995) bahwa tanaman selama masa hidupnya atau selamamasa tertentu membentuk biomassa yang digunakan untuk membentuk bagian-bagian tubuhnya. Produksi biomassa tersebut akan mengakibatkan pertambahan bobot yang diikuti dengan pertambahan ukuran lainnya secara kuantitatif. Produksi biomassa selama masa vegetatif yang lebih baik, umumnya akan menentukan hasil tanaman. Apalagi komponen hasil tanaman (bagian ekonomis) dari tanaman seledri adalah bagian vegetatif yaitu berupa batang dan daun.


















DAFTAR PUSTAKA
Badan Pertanahan Nasional Kalimantan Tengah, 2006, Kalimtan Tengah Dalam Angka     2006, Bidang Geografis. Pemerintah Propinsi Kalimantan Tengah Palangka Raya.
Buckman, D.H dan Brandy,H, 1982, Ilmu Tanah, Bhatara Karya Aksara, Jakarta.
Gardner, F.P., R.B. Pearce dan R.L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya.  Terjemahan. UI Press. Jakarta.
Goldssworthy, P.R. dan N.M. Fisher. 1996. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik (Terjemahan : Tosari). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Hanafiah, K.A. 1995. Rancangan Percobaan. Rajawali Pers. Jakarta.
Lakitan, B. 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. PT. Raja Grafindo Persada.
Lingga, P dan Marsono. 2001. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.
Paishal, R.  2005.  Pengaruh Naungan Dan Pupuk Daun Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Seledri (Apium Graveolens L) Dengan Teknologi Hidroponik Sistem Terapung.  http://repository.ipb.ac.id.  10 Februari 2011.
Rosmarkam, A dan N.W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius.  Yogyakarta.
Salampak, 1993, Studi Asam Fenol Tanah Gambut Pedalaman Dari Bereng Bengkel pada Keadaaan Anaerob. Thesis.Program Pascasarjana. Bogor.
Sarief, E.S. 1989. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung.
Sitompul,S.M. dan B. Guritno. 1995. Analisis pertumbuhan tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Soewito. 1991. Bercocok Tanam Seledri. Titik Terang. Jakarta.
Sutedjo, M.,M. 1999. Pupuk dan cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.
Sutrisna, N., S. Sastraatmadja dan I. Ishaq. 2005. Kajian Sisten Penanaman Tumpangsari Kentang dan Seledri di Lahan Dataran Tinggi Rancabali, Kabupaten Bandung. Jurnal          Pengkajian dan Pengembangan Tekhnologi Pertanian Vol. 8. No. 1, Maret 2005 : 78-87.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Praktikum DPT Edafik

Agroekoteknologi

Tugas Mata Kuliah Pemuliaan Tanaman