Jurnal Tanah Sebagai Media Tumbuh
JURNAL
DAN RANGKUMAN JURNAL
TANAH
SEBAGAI MEDIA TUMBUH TANAMAN
OLEH :
CITRA WULAN SUCI 125040207111012
AGROEKOTEKNOLOGI
KELAS P
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BRAWIJAYA
MALANG 2012
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui respon tanaman seledri terhadap pemberian beberapa macam pupuk daun
pada tiga jenis tanah. Hasil penelitian menunjukkan (1) interaksi pemberian
pupuk daun dengan tiga jenis tanah berpengaruh tidak nyata pada semua variabel
pertumbuhan dan hasil tanaman tanaman seledri (2) respon pertumbuhan dan
hasil tanaman seledri yang lebih baik ditunjukkan pada pemberian pupuk daun
Growmore (32-10-10). Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya tinggi
tanaman, jumlah daun , hasil bobot segar per tanaman, bobot kering dan
ratio tajuk-akar, kemudian diikuti pupuk daun Mamigro (25-5-10) dan pupuk daun
Hyponex (25-6-6). Sedangkan tanpa pemberian pupuk daun menunjukkan pertumbuhan
dan hasil yang lebih rendah (3) tanah gambut sebagai media tumbuh pada tanaman
seledri mampu memberikan respon yang positif di dalam meningkatkan pertumbuhan
dan hasil tanaman seledri pada semua variabel pengamatan.
PENDAHULUAN
Seledri (Apium graveolus L) adalah tanaman sayuran bumbu berbentuk
rumput yang berasal dari benua Amerika yang digunakan sebagai bumbu penyedap
makanan dan bersifat obat yang mujarab menurunkan tekanan darah tinggi,
mengobati kerontokan rambut, mengatasi sukar tidur, meperlancar buang air
seni dan menguatkan urat syarat (Soewito,1991).
Pada dasarnya prospek seledri sangat
cerah, baik di pasaran dalam negeri (domestik) maupun luar negeri sebagai
komoditas ekspor, namun pembudidayaan seledri di Indonesia pada umumnya masih
dalam skala kecil yang dilakukan sebagai sambilan (sampingan). Beberapa bukti
tentang budidaya seledri di Indonesia yang belum dikelola secara komersial dan
diantaranya dapat merujuk pada data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tentang
hasil survey pertanian tanaman sayuran di Indonesia pada tahun 2008, ternyata
belum ditemukan data luas panen dan produksi seledri secara nasional. Demikian
pula dalam program penelitian dan pengembangan hortikultura di Indonesia pada
Pusat Penelitian dan pengembangan (Puslitbang). Hortikultura sampai 2003/2004,
ternyata tanaman seledri belum mendapatkan prioritas penelitian, baik sebagai
komoditas utama, potensial maupun introduksi (Sutrisna, Sastraatmadja dan
Ishaq, 2005).
Di Kalimantan Tengah, tanah-tanah
marginal untuk pengembangan lahan pertanian didominasi oleh tanah gambut, tanah
berpasir dan tanah Podsolik Merah Kuning, dimana tanah-tanah tersebut
berpotensi untuk dikembangkan sebagai media tanam, namun didalam
pelaksanaannnya mempunyai kendala diantaranya tingkat kesuburan yang rendah dan
minimnya unsur hara yang tersedia.
Upaya yang dapat dilakukan untuk
memperbaiki kendala tidak tersedianya unsur hara, baik makro maupun mikro pada
berbagai jenis tanah yang kurang subur adalah dengan pemberian pupuk. Pemberian
pupuk atau unsur hara ini selain diberikan lewat tanah dapat pula diberikan
lewat daun. Menurut Lingga dan Marsono (2001), kelebihan utama dari pupuk daun,
yaitu penyerapan haranya berjalan lebih cepat dibanding pupuk yang diberikan
lewat akar.
Saat ini banyak produk pupuk daun
dengan berbagai merk dagang dengan komposisi hara makro dan mikro yang
bervariasi. Namun, secara umum unsur hara yang dominan dalam pupuk daun adalah
hara makro dengan tambahan beberapa unsur mikro. Menurut Sutedjo (1999),
apabila tanaman sayuran daun seperti bayam, seledri atau selada maka pupuk daun
yang digunakan harus berkadar N tinggi. Beberapa contoh pupuk daun yang
berkadar N tinggi dengan kadar P dan K yang bervariasi banyak ditemukan di
pasaran, seperti Growmore 32-10-10 (32 % N, 10 % P dan 10 % K), Hyponex 25-5-10
(25 % N, 5 % P dan 10 % K) atau Mamigro 25-6-6 (25 % N, 6 % P dan 6 % K).
Beragamnya komposisi unsur-unsur
yang dikandung pupuk daun yang dijual di pasaran tersebut, hal ini memerlukan
suatu kajian yang ilmiah untuk mengaplikasikannya pada tanaman karena
masing-masing tanaman punya tanggapan (respon) yang berbeda kebutuhannya
terhadap pupuk (unsur hara). Bertolak dari hal tersebut kiranya perlu dilakukan
penelitian tentang respon tanaman seledri terhadap pemberian beberapa macam
pupuk daun pada tiga jenis tanah.
BAHAN
DAN METODE
Penelitian dilaksanakan dirumah plastik di Jalan Karanggan No. 34, Kelurahan
Bukit Pinang, Kecamatan Pahandut, Kota Palangka Raya. Penelitian dilaksanakan
dari bulan Oktober hingga Desember 2010.
Bahan-bahan yang digunakan adalah
benih seledri, pupuk daun (Growmore, Hyponex dan Mamigro), air pengencer, tanah
gambut, tanah podsolik merah kuning, tanah berpasir, pupuk kandang kotoran
ayam, kapur dolomit dan pestisida (Furadan 3G dan Benlate 20 EC).
Alat-alat yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain meteran, timbangan, cangkul, parang, gergaji, palu,
plastik, kasa, kajang, ayakan, bak persemaian, polybag, handsprayer, neraca
analitik, penggaris, alat tulis dan alat-alat tulis yang dianggap perlu.
Penelitian ini meggunakan Rancangan
Acal Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial, dengan 2 faktor perlakuan.
Faktor pertama adalah pemberian pupuk daun (P) yang terdiri dari 4 macam yaitu 0 = tanpa
diberi pupuk daun, D1= pemberian pupuk daun Growmore, D2=
pemberian pupuk daun Hyponex dan D3
= pemberian pupuk daun Mamigro.Faktor kedua adalah jenis tanah (T) yang terdiri
dari 3 jenis, yaitu :T1= Tanah Gambut, T2= Tanah
Berpasir,T3= Tanah podsolik Merah Kuning.Variabel yang diamati
meliputi : Tinggi tanaman (cm) ; Jumlah daun (helai) ;
bobot segar tanaman
(g/tanaman) ;.Bobot kering tanaman (g/tanaman) ; Rasio Tajuk-Akar atau
Shoot and Root Ratio (S/R).
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Interakasi antara pupuk daun dan jenis tanah berpengaruh
tidak nyata pada semua variabel pengamatan, hal ini diduga karena kedua
perlakuan memiliki peranan yang sama di dalam meningkatkan pertumbuhan dan
hasil tanaman sedeldri. Menurut Hanafiah (1995), tidak terjadinya
pengaruh interaksi dua faktor perlakuan karena kedua faktor tidak mampu bersinergi
(bekerjasama) sehingga mekanisme kerjanya berbeda atau salah satu faktor tidak
berperan secara optimal atau bahkan bersifat antagonis, yaitu saling menekan
pengaruh masing-masing.
Walaupun tidak terjadi pengaruh
interaksi pada kedua perlakuan, namun masing-masing perlakukuan faktor tunggal
memberikan pengaruh nyata dalam m,eningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman
seledri.
Pengaruh Pupuk Daun Terhadap
Pertumbuhan Tanaman dan Hasil Tanaman Seledri
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa
pemberian pupuk daun menunjukkan respon yang positif dan
berpengaruh nyata didalam meningkat pertumbuhan dan hasil tanaman seledri
serta ratio tajuk-akar (pengamatan terakhir). Pemberian pupuk daun Growmore
(32-10-10) cenderung menunjukkan perlakuan yang terbaik dibanding perlakuan
lainnya. Daun merupakan variabel utama yang menentukan kemampuan tanaman untuk
berfotosintesis, jadi secara keseluruhan pertumbuhan tanaman seledri dapat
dipacu lebih baik dengan pemberian pupuk daun Growmore (32-10-10).
Tabel 1. Rata-rata Tinggi
Tanaman , Jumlah Daun, Bobot Segar, Bobot Kering dan Ratio Tajuk-Akar Tanaman
Seledri Pengaruh Perlakuan Beberapa Macam Pupuk Daun
Perlakuan
Pupuk
Daun
|
Tinggi
Tanaman
|
Jumlah
Daun
|
||||||
14
HST
|
21
HST
|
28
HST
|
14
HST
|
21
HST
|
28 HST
|
|||
Kontrol (D0)
|
3.94ab
|
5.22a
|
7.44a
|
2.22a
|
3.67a
|
5.89a
|
||
Growmore(D1)
|
8.11c
|
10.78b
|
14.06b
|
3.67b
|
6.00b
|
11.11b
|
||
Hyponex (D2)
|
3.50a
|
3.72a
|
7.69b
|
2.39a
|
4.11a
|
6.22a
|
||
Mamigro (D3)
|
6.78bc
|
9.33b
|
12.11a
|
2.56a
|
4.22a
|
6.67a
|
||
Bobot
Segar Tanaman (g)
|
Bobot
Kering Tanaman (g)
|
Rasio
Tajuk-Akar
|
||||||
Kontrol (D1)
|
0.88p
|
0.030p
|
4.34p
|
|||||
Growmore (D2)
|
1.26q
|
0.074r
|
5.94q
|
|||||
Hyponex (D3)
|
0.97p
|
0.035p
|
4.52p
|
|||||
Mamigro (D4)
|
1.13q
|
0.045pq
|
5.22pq
|
|||||
Keterangan : Nilai rata-rata yang
diikuti oleh huruf yang sama pada masing-masing kolom, umur dan variabel yang
sama tidak berbeda nyata menurut uji BNJ pada taraf 5 %.
Pada saat pertumbuhan tanaman,
seperti halnya pertambahan tinggi tanaman dan jumlah daun seledri tanaman
sangat dipengaruhi oleh faktor genetik dan ketersediaan unsur hara dalam jumlah
yang cukup dan berimbang. Pemberian pupuk daun Growmore dengan kandungan unsur
hara N, P dan K yang lebih tinggi dibandingkan pupuk daun lainnya, yaitu 32%
(N), 10% (P), dan 10% (K) tampaknya dapat memacu pertumbuhan tanaman seledri
yang lebih baik, karena pada saat pertumbuhan tanaman unsur N, P dan K
diperlukan dalam jumlah yang lebih banyak dan berimbang.
Peran utama unsur N, P dan K bagi pertumbuhan tanaman sesuai pernyataan Lingga
dan Marsono (2001), bahwa unsur nitrogen (N) sangat penting untuk pertumbuhan
vegetatif tanaman karena dapat merangsang pertumbuhan secara keseluruhan,
khususnya batang, cabang dan daun. Menurut Laegreid et al (1999, dalam
Hindersah dan Simarmata, 2004), ketersediaan unsur nitrogen adalah penting pada
saat pertumbuhan tanaman, karena nitrogen berperan dalam seluruh proses
biokimia tanaman. Sedangkan fosfor (P) menurut Rosmarkam dan Yuwono (2002)
berperan untuk pembentukan sejumlah protein tertentu, berperan dalam
fotosintesis dan respirasi sehingga sangat penting untuk pertumbuhan tanaman
keseluruhan, selain itu berperan penting memperbaiki sistem perakaran tanaman.
Adapun kalium (K) menurut Sarief (1989) merupakan salah satu unsur hara yang
sangat berperan dalam memacu pertumbuhan tinggi tanaman. Apabila tanaman
mengalami kekurangan unsur kalium, maka tanaman akan tumbuh lebih pendek,
sehingga tanaman menjadi kerdil dan mudah rebah.
Dari unsur hara yang ada di perlukan
tanaman, nitrogen (N) adalah unsur yang paling utama menentukan pertumbuhan dan
hasil tanaman seledri, apalagi bagian ekonomis tanaman seledri yang di panen
adalah bagian batang dan daun. Tersedianya unsur nitrogen yang lebih besar yang
terkandung dari pupuk daun Growmore (32%) dibanding pupuk Hyponex (25%) dan
Mamigro (25%), diduga berperan langsung memacu peningkatan pertumbuhan daun.
Hal ini sesuai pernyataan Lakitan (1996), bahwa pada saat pertumbuhan daun,
diketahui tidak semua unsur hara diperlukan dan berperan langsung terhadap
pembentukan daun. Unsur hara yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan daun adalah nitrogen.
Pertambahan jumlah daun pada
akhirnya akan berakibat meningkatnya luas daun secara keseluruhan, hal ini
berarti kemampuan tanaman melakukan fotosintesis meningkat, sehingga hasil
fotosintesis (fotosintat) yang tersedia juga akan meningkat dan dialokasikan
kebagian tanaman yang bernilai ekonomis (Goldworthy dan Fisher, 1996). Selain
itu pertambahan jumlah daun juga akan berakibat langsung terhadap biomassa
secara keseluruhan, hal ini diperlihatkan dengan meningkatnya bobot basah dan
kering yang lebih tinggi. Dari Tabel 1 juga dapat dilihat bahwa pengaruh pupuk
daun juga berpengaruh sangat nyata terhadap bobot segar, bobot kering dan rasio
tajuk- akar tanaman seledri. Pemberian pupuk daun Growmore (32-10-10) lebih
baik dibanding jenis pupuk daun lainnya dalam meningkatkan hasil panen (bobot
segar) tanaman seledri dan berbanding lurus dengan bobot keringnya. Hal ini
menunjukkan bahwa pupuk daun Growmore mengandung unsur hara makro dan mikro
yang lebih tinggi sehingga mampu menyediakan kebutuhan bagi pertumbuhan tanaman
dan pada akhirnya meningkatkan hasil tanaman. Selain kandungan unsur hara makro
seperti N, P, dan K yang lebih tinggi, kandungan unsur hara mikro yang
terkandung dari pupuk daun Growmore juga lebih tinggi dibanding Hyponex dan
Mamigro.
Tersedianya hara makro dan mikro
yang lebih baik dari pupuk daun Growmore akan dapat mendukung pertumbuhan yang
lebih baik, dan pada akhirnya hasil tanaman juga lebih baik. Menurut
Sitompul dan Guritno (1995), hasil tanaman sangat ditentukan oleh produksi
biomassa pada saat masa pertumbuhan tanaman dan pembagian biomassa pada bagian
yang dipanen. Produksi biomassa tersebut mengakibatkan pertambahan berat dapat
pula diikuti dengan pertambahan ukuran tanaman (Sitompul dan Guritno, 1995).
Kondisi ini menurut Gardner dkk.. (1991) sangat dimungkinkan apabila
pada saat pertumbuhan tanaman, unsur hara dan faktor pendukung lainnya tersedia
dan tidak menjadi faktor pembatas bagi pertumbuhan dan pembagian hasil
fotosintesis (fotosintat) ke organ hasil berjalan dengan baik.
Demikian pula rasio tajuk-akar
sangat dipengaruhi oleh tersedianya nitrogen. Menurut Loomis (1953, dalam
Gardner dkk.. 1991), tersedianya unsur N dan air yang banyak akan dapat
menggalakkan pertumbuhan ujung (tajuk). Hasil penelitian Murata (1969 dalam
Gardner dkk. 1991) menunjukkan bahwa rasio tajuk-akar tanaman padi
meningkat secara nyata akibat diberi nitrogen yang lebih banyak. Meningkatnya
rasio tajuk-akar juga akan berakibat langsung terhadap peningkatan bagian
ekonomis dari tanaman seledri yang dipanen.
Secara keseluruhan hasil panen
tanaman seledri dari penelitian yang telah dilaksanakan masih di bawah standar
normal, yaitu ± 1 g/tanaman. Apabila dibandingkan dengan hasil penelitian
Paishal (2005), bahwa penggunaan pupuk daun dapat menghasilkan bobot segar
seledri mencapai 12,67 g/tanaman. Rendahnya hasil tanaman seledri dari
penelitian ini, diduga karena rendahnya intensitas cahaya yang diterima tanaman
akibat atap naungan yang dibuat terlalu rapat sehingga ini akan berpengaruh
terhadap kemampuan tanaman berfotosintesis sehingga hasilnya rendah.
Penelitian yang sama dari Paishal (2005), menunjukkan bahwa aplikasi naungan
berpengaruh nyata menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman, yaitu pada tinggi
tanaman, jumlah daun, diameter batang, dan jumlah rumpun. Perlakuan naungan
juga menurunkan hasil produksi tanaman seledri, yaitu pada jumlah tanaman yang
hidup, bobot akar, bobot yang dapat dipasarkan per panel dan bobot yang dapat
dipasarkan per tanaman. Tanaman tanpa naungan memiliki pertumbuhan vegetatif
yang lebih baik dibandingkan tanaman dengan aplikasi naungan.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
1. Interaksi pemberian pupuk
daun dengan tiga jenis tanah berpengaruh tidak nyata pada semua variabel
pertumbuhan dan hasil tanaman yang diamati
2. Respon pertumbuhan dan
hasil tanaman seledri yang lebih baik ditunjukkan pada pemberian pupuk
daun Growmore (32-10-10) dibandingkan perlakuan lainnya. Hal ini ditunjukkan
dengan meningkatnya tinggi tanaman, jumlah daun, hasil bobot segar, bobot
kering dan ratio tajuk-akar tanaman seledri.
3. Respon pertumbuhan dan hasil
tanaman seledri pada tanah gambut lebih baik dibandingkan pada tanah berpasir
dan tanah PMK
4. Tanah gambut sebagai media tumbuh
pada tanaman seledri mampu memberikan respon yang positif di dalam meningkatkan
pertumbuhan dan hasil tanaman seledri pada semua variabel pengamatan.
Saran
1. Untuk pertumbuhan
dan hasil tanaman seledri yang lebih baik disarankan untuk menanam pada tanah
gambut dan memberikan pupuk daun Growmore
(32-10-10).
2. Disarankan pula
untuk penelitian lanjutan :
a. agar memperhatikan atap naungan
tidak terlalu mengurangi intensitas matahari yang diterima tanaman seledri
sehingga tanaman dapat etiolasi.
b. memperhatikan ukuran
polybag (tidak terlalu kecil) yang digunakan sebagai tempat media tanam,
minimal ukuran polybagnya untuk volume tanah 5 kg.
Tabel 3. Data hasil analisis
tanah
No.
|
Parameter
yang dinalisis
|
Tanah
Gambut
|
Tanah
PMK
|
Tanah
Alluvial
|
1.
|
pH H2O (1:2,5)
|
4,86
|
6,26
|
7,05
|
2.
|
N-Total (%)
|
0,83
|
0,11
|
0,25
|
3.
|
P-Total (ppm)
|
217,88
|
103,16
|
120,99
|
4.
|
K-Total (ppm)
|
1,28
|
1,27
|
0,83
|
Sumber : Data dianalisis di UPT
Laboratorium Dasar dan Analitik (Nopember 2010)
RANGKUMAN JURNAL
Fungsi Tanah
1.Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran
2.Penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara)
3.Penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh: hormon, vitamin, dan asam-asam organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim yang dapat meningkatkan kesediaan hara)
4.Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama & penyakit tanaman.
1.Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran
2.Penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara)
3.Penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh: hormon, vitamin, dan asam-asam organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim yang dapat meningkatkan kesediaan hara)
4.Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama & penyakit tanaman.
Dua Pemahaman Penting tentang Tanah:
1.Tanah sebagai tempat tumbuh dan penyedia kebutuhan tanaman, dan
2.Tanah juga berfungsi sebagai pelindung tanaman dari serangan hama & penyakit dan dampak negatif pestisida maupun limbah industri yang berbahaya.
1.Tanah sebagai tempat tumbuh dan penyedia kebutuhan tanaman, dan
2.Tanah juga berfungsi sebagai pelindung tanaman dari serangan hama & penyakit dan dampak negatif pestisida maupun limbah industri yang berbahaya.
Kelebihan Tanah dibanding Media
Tanam Lain
- Lebih kuat dlm menyangga tanaman
- Dapat menyediakan unsur hara
- Dapat mengatur ketersediaan air
- Filter dari kontaminan
- Tempat hidup biota yang menghasilkan unsur yang berguna bagi tanaman
Kelemahan Tanah dibanding Media
Tanam Lain
- Tanah dijaman sekarang ini sulit didapat apalagi dikota-kota besar
- Pengolahannnya memakan biaya yang besar
- Penggunaan pupuk kurang efisien dibanding dengan media lain
- Tempat hidup biota yang bisa merugikan tanaman
Pengaruh Jenis tanah Terhadap
pertumbuhan Tanaman dan Hasil Tanaman Seledri
Penggunaan
jenis berpengaruh nyata dan sangat nyata terhadap variabel pertumbuhan maupun
hasil tanaman seledri, yakni pada jumlah daun, bobot segar, bobot kering dan
rasio tajuk-akar. Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa penggunaan tanah tanah
gambut lebih baik dibandingkan jenis tanah lainnya (tanah PMK dan tanah
berpasir) dalam meningkatkan pertumbuhan maupun hasil tanaman seledri. Hal ini
di duga terkait dengan kandungan unsur hara atau sifat kimia tanah dari ke tiga
jenis tanah tersebut berbeda sehingga tanaman merespon berbeda pula.
Berdasarkan hasil analisis beberapa sifat kimia tanah dari ketiga jenis ini
(Tabel 3), memperlihatkan adanya perbedaan. Tanah gambut walaupun pH nya lebih
rendah dibandingkan 2 jenis tanah lainnya, namun kandungan N total, P total dan
K totalnya lebih tinggi yaitu 0,83%, 217,88 ppm dan 1,28 ppm dibandingkan PMK
yaitu 0,11%, 103,16 ppm dan 1,27 ppm dan tanah berpasir yaitu 0,25%, 120,99 ppm
dan 0,83 ppm.
Tersedianya N, P dan K yang lebih
tinggi pada tanah gambut menjadikan tanah ini mampu mendukung pertumbuhan
tanaman seledri lebih baik dibandingkan pada tanah berpasir maupun tanah PMK.
Khusus unsur N dan P pada tanah gambut kandungannya jauh lebih tinggi melebihi
pada tanah berpasir dan tanah PMK, ini karena pada tanah gambut unsur N dan P
bersumber dari bahan organik, berbeda dengan tanah berpasir dan PMK yang
merupakan tanah mineral dengan kandungan bahan organik yang rendah (kurang
20%). Menurut Stevenson (1982, dalam Salampak, 1993) bahwa nitrogen dan
fosfor yang tinggi pada tanah gambut bersumber dari bahan organik yang tinggi,
sedangkan menurut Buckman dan Brady (1982) dan Sarief (1989) pada tanah
berpasir dan PMK bahan organiknya rendah sehingga kandungan unsur N dan P pada
tanah inipun jadi rendah.
Tersedianya unsur N, P dan K yang
lebih tinggi pada tanah gambut ini yang menyebabkan pertumbuhan tanaman seledri
lebih baik, hal ini diperlihatkan dengan pertumbuhan daun (jumlah daun) yang
lebih baik pula. Unsur hara yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan daun adalah nitrogen. Sutedjo dan Kartasapoetra (1991) menambahkan
bahwa fungsi N antara lain untuk meningkatkan pertumbuhan daun. Daun tanaman
akan menjadi banyak dan lebar dan warna yang lebih hijau. Selain N unsur P juga
sangat dibutuhkan daun dalam kegiatan fosforilasi fotosintesis pada daun.
Sesuai pernyataan Rosmarkam dan Yuwono (2002) bahwa fosfor dianggap sebagai
kunci kehidupan karena berhubungan dengan senyawa energi sel (ATP) yang dibentuk
pertama kali pada saat fosforilasi pada proses fotosintesis daun. Unsur fosfor
(P) sangat berperan penting dalam kegiatan ini. Sedangkan unsur K terlibat
dalam mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata pada daun, sehingga daun
dapat mereduksi CO2 yang di perlukan dalam kegiatan fotosintesis.
Tabel 2. Rata-rata Tinggi
Tanaman , Jumlah Daun, Bobot Segar, Bobot Kering dan Ratio Tajuk-Akar Tanaman
Seledri Pengaruh Perlakuan Jenis Tanah
Perlakuan
Jenis
Tanah (T)
|
Tinggi
Tanaman
|
Jumlah
Daun
|
||||||
14
HST
|
21
HST
|
28
HST
|
14
HST
|
21
HST
|
28 HST
|
|||
Gambut(T1)
|
3.94ab
|
5.22a
|
7.44a
|
2.22a
|
3.67a
|
5.89a
|
||
Berpasir(T2)
|
8.11c
|
10.78b
|
14.06b
|
3.67b
|
6.00b
|
11.11b
|
||
PMK (T3)
|
3.50a
|
3.72a
|
7.69b
|
2.39a
|
4.11a
|
6.22a
|
||
Bobot
Segar Tanaman (g)
|
Bobot
Kering Tanaman (g)
|
Rasio
Tajuk-Akar
|
||||||
Gambut (T1)
|
0.88p
|
0.030p
|
4.34p
|
|||||
Berpasi (T2)
|
1.26q
|
0.074r
|
5.94q
|
|||||
PMK(T3)
|
0.97p
|
0.035p
|
4.52p
|
|||||
Keterangan : Nilai rata-rata yang
diikuti oleh huruf yang sama pada masing-masing kolom, umur dan variabel yang
sama tidak berbeda nyata menurut uji BNJ pada taraf 5 %.
Berdasarkan fakta yang dijelaskan di
atas, menunjukkan bahwa tersedianya unsur N, P dan K penting sekali untuk
meningkatkan pertumbuhan daun dan aktivitas fotosintesis yang tinggi. Aktivitas
fotosintesis yang tinggi menjamin tersedianya fotosintat yang lebih banyak dan
ini diperlukan untuk meningkatkan bobot segar dan bobot kering (biomassa)
tanaman seledri yang lebih baik. Peningkatan biomassa tanaman ini erupakan
akibat dari adanya pembentukan dan pertambahan organ- organ tanaman seperti
akar, batang dan daun selama masa tertentu dari pertumbuhan tanaman. Sesuai
pernyataan Sitompul dan Guritno (1995) bahwa tanaman selama masa hidupnya atau
selamamasa tertentu membentuk biomassa yang digunakan untuk membentuk
bagian-bagian tubuhnya. Produksi biomassa tersebut akan mengakibatkan
pertambahan bobot yang diikuti dengan pertambahan ukuran lainnya secara kuantitatif.
Produksi biomassa selama masa vegetatif yang lebih baik, umumnya akan
menentukan hasil tanaman. Apalagi komponen hasil tanaman (bagian ekonomis) dari
tanaman seledri adalah bagian vegetatif yaitu berupa batang dan daun.
DAFTAR
PUSTAKA
Badan Pertanahan Nasional Kalimantan
Tengah, 2006, Kalimtan Tengah Dalam Angka 2006, Bidang
Geografis. Pemerintah Propinsi Kalimantan Tengah Palangka Raya.
Buckman, D.H dan Brandy,H, 1982,
Ilmu Tanah, Bhatara Karya Aksara, Jakarta.
Gardner, F.P., R.B. Pearce dan R.L.
Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Terjemahan. UI Press.
Jakarta.
Goldssworthy, P.R. dan N.M. Fisher.
1996. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik (Terjemahan : Tosari). Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Hanafiah, K.A. 1995. Rancangan
Percobaan. Rajawali Pers. Jakarta.
Lakitan, B. 1996. Fisiologi
Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. PT. Raja Grafindo Persada.
Lingga, P dan Marsono. 2001.
Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.
Paishal, R. 2005.
Pengaruh Naungan Dan Pupuk Daun Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman
Seledri (Apium Graveolens L) Dengan Teknologi Hidroponik Sistem Terapung.
http://repository.ipb.ac.id. 10 Februari 2011.
Rosmarkam, A dan N.W. Yuwono. 2002.
Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta.
Salampak, 1993, Studi Asam Fenol
Tanah Gambut Pedalaman Dari Bereng Bengkel pada Keadaaan Anaerob.
Thesis.Program Pascasarjana. Bogor.
Sarief, E.S. 1989. Kesuburan dan
Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung.
Sitompul,S.M. dan B. Guritno. 1995.
Analisis pertumbuhan tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Soewito. 1991. Bercocok Tanam
Seledri. Titik Terang. Jakarta.
Sutedjo, M.,M. 1999. Pupuk dan cara
Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.
Sutrisna, N., S. Sastraatmadja dan
I. Ishaq. 2005. Kajian Sisten Penanaman Tumpangsari Kentang dan Seledri di
Lahan Dataran Tinggi Rancabali, Kabupaten Bandung.
Jurnal Pengkajian dan
Pengembangan Tekhnologi Pertanian Vol. 8. No. 1, Maret 2005 : 78-87.
...suksesss ya!!!
BalasHapus