Laporan Praktikum DPT Penyakit Tanaman
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Bidang pertanian yang mengembangkan tanaman budidaya
pada suatu tahap tentu ada kalanya menemui beberapa kendala, antara lain timbulnya
penyakit yang dapat disebabkan oleh serangan jamur, virus, bakteri ataupun
nematoda. Dalam praktikum sebelumnya kita telah mempelajari tentang hama serta
segala aspek tentang hama, dan untuk praktikum kali ini yang dipelajari dan
dibahas serta dikaji mengenai penyakit tanaman.
Ilmu tentang penyakit tanaman, sangat penting karena
suatu tanaman akan mengalami hambatan dalam proses perkembangan dan
pertumbuhannya jika terjadi serangan penyakit pada tanaman itu yang akhirnya menjurus
pada kerugian secara kualitas, kuantitas maupun ekonomis.
Dalam praktikum kali ini akan dipelajari mengenai
dasar pengetahuan tentang penyakit tanaman. Mulai dari pengertian,
karakteristik faktor penyebab penyakit tanaman seperti jamur, bakteri, virus,
dan nematoda, proses terjadinya atau timbulnya penyakit tanaman, sampai
pengamatan langsung untuk mengidentifikasi beberapa jenis penyakit tanaman yang
menjangkit tanaman budidaya.
1.2 Tujuan
1.
Mengetahui dan memahami penyakit pada
tanaman.
2.
Mengetahui karateristik jamur, bakteri,
virus dan nematode.
3.
Mengetahui tipe-tipe gejala penyakit tanaman.
4.
Memahami konsep terjadinya penyakit
tanaman.
5.
Mengamati dan mengidentifikasi tanaman
yang diserang oleh penyakit.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Pengertian Penyakit
Ø Secara
sederhana penyakit tumbuhan dapatlah diberibatasan sebagai kerusakan proses
fisiologi, yang disebabkan oleh rangsangan yang terus menerus dari penyebab
utama, melalui terhambatnya akitifitas seluler, dan diekspresikan dalm bentuk
karakter patologi yang khas yang disebut symptom atau gejala.
(Satrahidayat, 2011)
Ø
Pengertian secara umum dari penyakit
tumbuhan adalah suatu perubahan atau penyimpangan dari rangkaian proses
fisiologi penggunaan energi yang mengakibatkan hilangnya koordinasi fisiologi
di dalam tubuh tumbuhan, termasuk gangguan aktivitas seluler yang ditunjukan
oleh perubahan morfologi dan menimbulkan kerusakan (kerugian)
(Bambang, 2006)
Ø Penyakit
sebenarnya adalah suatu proses dimana bagian-bagian tertentu dari organisme
tidak dapat menjalankan fungsinya secara normal dengan sebaik-baiknya karena
adanya suatu gangguan.
(Anonymous, 2011)
Ø Plant disease is more often classified by their symptoms
than by disease agent, since the discovery of microscopic agents such as
bacteria dates only from 19 percent.
(Penyakit
tanaman lebih sering di klasifikasikan oleh gejala mereka daripada oleh agen
penyakit, karena penemuan agen mikroskopis seperti bakteri tanggal hanya dari
19 persen).
(Jackson,
2009 )
2.1 Karakteristik
A.
Jamur
Jamur adalah organisme yang sel-selnya berinti
sejati (eukariotik) biasanya berbentuk benang, bercabang-cabang, tidak
berklorofil, dinding selnya mengandung kitin, selulosa atau keduanya. Jamur
adalah organism heterotrof, absortif dan membentuk beberapa macam spora.
Berdasarkan jumlah sel per individunya,jamur
dibedakan menjadi dua golongan yakni jamur dengan satu sel atau khamir (yeast)
dan jamur beneng atau hanya disebut jamur saja. Bagian vegetative parasit
biasanya berupa benang-benang disebut hifa dan kumpulan dari hifa disebut miselium.
Miselium kebanyakan jamur adalah hialin (tidak berwarna). Jika berwarna, maka
ini mempunyai pigmen yang menyebabkan warna kelam mirip dengan melanin yang
kebanyakan terikat pada dinding sel. Hifa yang membentuk konidium atau yang
melindungi alat-alat perkembangbiakan kebanyakan berwarna kelam.
è
Klasifikasi Jamur
•> Zygomycota
Zygomycota adalah jamur yang disebut demikian karena reproduksinya menghasilkan zigot. Cirinya adalah sebagai berikut:
1. Hifanya tidak bersekat
2. Intinya haploid
3. Berbentuk benang hifa yang umumnya bersekat
4. Multiseluler
5. Bersifat senositik
•> Ascomycota
Ascomycota diberi nama demikian karena ia bereproduksi menggunakan askus sebagai alatnya. Jenis ini memiliki paling banyak jenis dibandingkan yang lainnya dan banyak dipakai di industry makanan. Cirinya adalah sebagai berikut:
1. Hifa bersekat dan senositik
2. Bersifat saprofit, parasit, atau bersimbiosis
3. Alat reproduksi disebut askus
4. Uniseluler dan multiseluler
•> Basidiomycota
Basidiomycota adalah jamur yang disebut demikian karena memiliki alat reproduksi yang disebut basidiokarp. Cirinya adalah sebagai berikut:
1. Hifa bersekat
2. Bersifat saprofit atau parasit
3. Dapat berbentuk lembaran atau bertudung
4. Tubuh buahnya disebut basidiokarp dengan tudungnya yang disebut basidium, yang mengandung basidiospora
•> Deuteromycota
Deuteromycota adalah jamur yang disebut fungi imperfecti (jamur tidak sempurna) karena tidak diketahui reproduksi seksualnya. Jamur ini multiseluler dengan hifa bersekat dan bereproduksi vegetatif dengan konidiospora. Hidup jamur ini bersifat saprofit atau parasit. Jenisnya adalah :
1. Epidermophyton floccosum
2. Microsporium audoini, Trychophyton, dan Epiderophyton
3. Scelothium rolfsii
4. Helmintrosporium oryzae
5. Malassezia furfur
6. Fusarium
•> Zygomycota
Zygomycota adalah jamur yang disebut demikian karena reproduksinya menghasilkan zigot. Cirinya adalah sebagai berikut:
1. Hifanya tidak bersekat
2. Intinya haploid
3. Berbentuk benang hifa yang umumnya bersekat
4. Multiseluler
5. Bersifat senositik
•> Ascomycota
Ascomycota diberi nama demikian karena ia bereproduksi menggunakan askus sebagai alatnya. Jenis ini memiliki paling banyak jenis dibandingkan yang lainnya dan banyak dipakai di industry makanan. Cirinya adalah sebagai berikut:
1. Hifa bersekat dan senositik
2. Bersifat saprofit, parasit, atau bersimbiosis
3. Alat reproduksi disebut askus
4. Uniseluler dan multiseluler
•> Basidiomycota
Basidiomycota adalah jamur yang disebut demikian karena memiliki alat reproduksi yang disebut basidiokarp. Cirinya adalah sebagai berikut:
1. Hifa bersekat
2. Bersifat saprofit atau parasit
3. Dapat berbentuk lembaran atau bertudung
4. Tubuh buahnya disebut basidiokarp dengan tudungnya yang disebut basidium, yang mengandung basidiospora
•> Deuteromycota
Deuteromycota adalah jamur yang disebut fungi imperfecti (jamur tidak sempurna) karena tidak diketahui reproduksi seksualnya. Jamur ini multiseluler dengan hifa bersekat dan bereproduksi vegetatif dengan konidiospora. Hidup jamur ini bersifat saprofit atau parasit. Jenisnya adalah :
1. Epidermophyton floccosum
2. Microsporium audoini, Trychophyton, dan Epiderophyton
3. Scelothium rolfsii
4. Helmintrosporium oryzae
5. Malassezia furfur
6. Fusarium
B.
Bakteri
Bakteri merupakan mikroorganisme prokariotik bersel
tunggal, tidak berklorofil, dan berkembang biak dengan cara membelah diri.
Sebenarnya bakteri termasuk tanaman tetapi tidak berklorofil, tidak
berplastida, dan bersel satu berukuran kurang lebih 0.0003-0.025 milimikron,
dengan kemampuan berkembangbiak yang sangat tinggi. Bentuknya bermacam-macam
ada yang bulat berupa kokus, diplokokus, streptokokus, tetrakokus dan
stafilokokus. Batang berupa basilus, diplobasilus, dan streptobasilus, bulat
panjang, koma dan spiral. Kulitnya lunak terdiri dari selulosa dan kitin
seperti tanaman.
Pada bakteri yang menimbulkan kerusakan pada
benda-benda hidup dinamakan pathogen atau penyebab sakit. Bakteri pathogen
umumnya hanya hidup dalam bentuk sel tubuhnya yang dapat masuk kedalam tubuh
tanaman melalui luka-luka. Untuk bakteri yang memanfaatkan benda mati disebut
bakteri saprofit yang bias mengeluarkan racun agar bias mengurangi benda
tersebut menjadi humus, dan dimanfaatkan oleh tanaman hidup. Adapun bakteri
yang kerjasama (simbiose) dengan tanaman adalah bakteri rhizobium yang
membentuk bintil-bintil akar.
è
Alat gerak bakteri
Beberapa bakteri mampu bergerak dengan menggunakan bulu cambuk/flagel.
Berdasarkan ada tidaknya flagel dan kedudukan flagel tersebut, kita mengenal 5
macam bakteri.
1. Atrich : bakteri tidak
berflagel.
Contoh : Escherichia coli
2.
Monotrich :
mempunyai satu flagel salah satu ujungnya
Contoh : Vibrio cholera
3.
Lopotrich :
mempunyai lebih dari satu flagel pada
salah satu ujungnya
contoh: Rhodospirillum rubrum
4.
Ampitrich :
mempunyai satu atau lebih flagel pada
kedua ujungnya.
contoh: Rhodospirillum
rubrum
5.
Peritrich :
mempunyai flagel pada seluruh permukaan
tubuhnya
contoh: salmonella
typhosa
C.
Virus
Virus merupakan kesatuan ultramikroskopik yang hanya
mengandung satu atau dua bentuk asam nukleat yang dibungkus oleh senyawa
protein kompleks. Asam nukleat dan protein disintesis oleh sel inang yang
sesuai dengan memanfaatkan mekanisme sintesis dari sel-sel inang untuk menghasilkan
substansi viral (asam nukleat dan protein).
Virus merupakan agen penyebab penyakit yang sangat
kecil sehingga hanya dapat dilihat dengan mikroskop electron. Hasil pengamatan
mikroskop electron, virus dapat dibedakan menjadi 3 bentuk yaitu berbentuk batang
kecil, benang dan bola. Virus hanya dapat bertambah banyak dalam sel yang
hidup. Oleh karena hal tersebut maka virus dapat dimasukkan sebagai parasit
yang biotrof.
D.
Nematoda
Tanaman-parasit
nematoda dibedakan oleh ukurannya yang kecil, sekitar 1 mm panjang rata-rata,
dan mulut yang dimodifikasi untuk membentuk berongga stilet yang dimasukkan ke dalam sel tanaman. Semua parasit
tanaman yang ditempatkan ke dalam dua perintah, Tylenchida dan Dorylaimida.
(Anonymous,
2011)
2.3 Tipe Gejala Penyakit
1.
Gejala hyperplasia
ialah
pertumbuhan luar biasa di tunjukkan oleh perpanjangan dan pertumbuhan yang luar
biasa dari suatu organ atau bagian, dan ukuran, seperti :
·
Keriting
ialah gejala pembengkakan tunas atau penggulungan daun sebagai akibat
pertumbuhan setempat dari suatu bagian anggota tubuh.
·
Kudis
terdiri
dari bercak-bercak yang tersembul ke atas, kasar dan letaknya terasing sebagai
akibat dari pertumbuhan yang luar biasa dari sel-sel epidermis dan jaringan di
bawahnya dari daun, buah, batang, atau umbi.
·
Intumesensi
adalah
gejala dari kekurangan zat makanan, disebabkan karena pengembunan setempat dari
sel-sel epidemis atau sub-epidermis sebagai akibat dari penumpukan air yang
berlebihan.
·
Tumefaksi
adalah
penumpukan dari bahan makanan yang berlebihan di atas bagian penting dari
batang, sehingga menimbulakan pembengkakan.
·
Fassikulasi
pertumbuhan
secara kebetulan dari suatu organ, sperti penyakit akar rambut (hairy root) dan
penyakit sapu (whites broom).
·
Proliferasi
ialah
suatu pertumbuhan yang melebihi ukuran normal, artinya tumbuh terus setelah
mencapai ukuran yang semestinya.
2.
Gejala hipoplasia
ialah
pertumbuhan regresif dengan kekurangan sel-sel. Kerdil (dwarfing), ialah suatu gejala hipoplasia. Dalam hal ini tanaman
tidak dapat mencapai ukuran yang normal.
3.
Perubahan warna
gejala
ini sangat luas sesuai dengan jenis jaringan yang sakit.
·
Daun
menguning (yellowing) daun-daun tanaman dapat berubah menjadi
kuning karena unsur hara dan kemudian akan gugur.
·
Bercak
kuning (yellow spot) dapat merupakan sifat genetic dari
tanaman yang mempunyai warna daun beraneka, tetapi juga disebabkan adanya
infeksi virus, dikenal denga istilah mosaik.
·
Merah
dan merah keungu-unguan disebabkan oleh pembentukan
antosian pada tanaman yang menderita kekurangan fosfor (P), misalnya pada
tanaman jagung.
·
Jaringan
yang berwarna coklat menunjukkan adanya serangan die back
(mati ujung). Leher akar berubah warnanya menjadi coklat saat leher akar mulai
menebal.
·
Daun
keperak-perakan (silvery shine) dapat disebabkan oleh
Tysanoptera (thrips), Acarina (mites). Organism itu menusuk sel epidermis,
sehingga sel kering, dan kemudian sel tersebut akan terisi dengan udara.
·
Bercak
air (water spot) adalah bercak yang terjadi karena
dinding sel telah mati itu menjadi permeable.
·
Bercak
seperti berlemak (fatty spot) menyerupai bercak air.
Sel-sel dalam bercak-bercak gelap pada jaringan itu mati, dan air masuk ke
ruang di antara sel-sel.
4.
Kekeringan atau layu
ciri-cri
penyakit layu ialah gugurnya daun-daun, yang diikuti keringnya batang dan
tunas.
5.
Nekrose
·
Bercak-bercak
hangus (scorches) adlah kekeringan pada jaringan yang
tampak pada daun, disebabkan karena suhu yang terlalu tinggi, konsentrasi debu
terlalu tinggi, penyemprotan.
·
Bercak-bercak
daun (leaf spot) adalah bercak necrose yang mempunyai
batas-batas tegas, disebabkan oleh jamur.
·
Blight
ialah
suatu kematian yang cepat dari seluruh anggota tumbuhan atau bagian luas dari
daun termasuk tulang daun sebagai akibat langsung dari aktifitas pathogen.
·
Terbakar
(scorch/burn) biasa dipergunakan pada daun yang
menunjukkan kematian yang cepat dan meliputi bagian yang luas dan tak teratur
terutamapada bagian tepi.
·
Busuk
kering (dry rot atau bark
rot) terdapat pada kulit kayu.Busuk kering disebabkan oleh jamur.
·
Busuk
basah (wet rot) adalah nekrose yang berlendir dan
basah. Bercak tidak mempunyai bentuk yang khusus.
(Satrahidayat, 2011)
2.4 Faktor Biotik dan Abiotik
Penyebab penyakit
digolongkan menjadi dua besar yaitu penyakit yang bersifat abiotik dan yang
bersifat biotik.
·
Faktor Abiotik
Sering disebut penyakit fisiologis atau non infektif
disebabkan oleh :
Ø
Keadaan tanah (kelembaban, struktur, reaksi
tanah, kahat oksigen, kahat unsure hara, toksisitas pestisida).
Ø
Keadaan cuaca (suhu tinggi atau rendah,
kekurangan atau kelebihan cahaya, angin hujan)
Ø
Kerusakan (kultur teknis yang salah).
Ø
Polutan udara, polutan tanah, suhu yang ekstrim,
kelembaban yang ekstrim, oksigen dan cahaya yang berlebihan atau berkekurangan,
unsure hara yang tidak tepat dosis.
·
Faktor Biotik
Sering disebabkan penyakit infektif. Penyebab yang bersifat
biotic disebut juga “pathogen” yang berasal dari bahasa latin “pathos” yang
berarti sakit dan “gene” yang berarti penyandi sifat. Disebabkan oleh pathogen
berupa:
Ø
Jamur, baktei, mikoplasma, virus, viroid,
nematode, protozoa, tanaman tingkat tinggi.
(Anonymous,
2011)
2.5 Konsep Segitiga Penyakit
Konsep
segitiga penyakit ini menunjukkan adanya saling keterikatan dan saling
mendukung diantara ketiganya dimana jika ada patogen yang ingin menyerang
tumbuhan dan di imbangi oleh inang serta lingkungan yang mendukung maka akan
terjadilah penyakit pada tumbuhan itu.
BAB
III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
·
Alat :
o
Gelas
bekas air mineral 500 ml : untuk menguji adanya bakteri
pada tanaman ketika dimasukkan dalam air mineral.
o
Cutter
:
untuk memotong bagian tanaman yang terjangkit penyakit.
o
Alat
tulis : untuk mencatan hasil pengamatan.
o
Modul
praktikum DPT : untuk panduan praktikum.
·
Bahan :
o
Air mineral : untuk menguji keberadaan
bakteri pada tanaman yang
sakit.
o
Xanthomonas
campestris :
objek pengamatan
o
Puccinia
sorghi :
objek pengamatan
o
CMV :
objek pengamatan
o
Gloesporum frugtigenum :
objek pengamatan
o
Ustilago
maydis : objek
pengamatan
o
Pyricularia
oryzae : objek
pengamatan
o
Phytophtora
infestans : objek
pengamatan
o
Fusarium
oxysporum : objek
pengamatan
o
Meloidogyne
sp : objek
pengamatan
o
Erwinia
carotovora : objek
pengamatan
3.2 Alur Kerja Pengamatan Jamur dan
Bakteri
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
1. Xanthomonas campestris
a.
Nama penyakit
Nama
latin : Xantomonas
campestris
Nama
umum : busuk pada kubis
b.
Klasifikasi
Kingdom
: Bacteria
Filum
: Preobacteria
Kelas
: Gamma protobacteria
Ordo
: Xanthonmonadales
Family : Xanthonmonadaceae
Genus : Xantomonas
Spesies : Xantomonas campestris
c.
Tipe gejala : Nekrotik
d.
Patogen penyebab : Bakteri
e.
Tanaman inang
Inang utama : Kubis
Inang alternatif : Sawi, brokoli
f.
Ciri penyakit
- Berdasarkan pengamatan
Daun mempunyai bercak kecoklatan.
-
Berdasarkan literatur
Adanya bercak
kebasahan yang ditimbulkan yang
selanjutnya meluas dan bentuk yang tidak teratur, agak mengendap
dengan warna kecoklatan atau tua.
Busuk mula-mula tidak berbau, kemudian menjadi
berbau khas yang sangat menyengat.
(Anonymous,
2011)
g.
Gambar
(Anonymous,
2011)
2. Puccinia sorghi
a.
Nama penyakit
Nama
latin : Puccinia
sorghi
Nama
umum : Penyakit hawar daun
b.
Klasifikasi
Kingdom
: Fungi
Filum
: Basicliomycota
Kelas
: Pucci
Ordo
: Pucciniales
Family
: Pucciaceae
Genus
: Puccinia
Spesies :
Puccinia sorghi
c.
Tipe gejala : Nekrotik
d.
Patogen penyebab : Bakteri
e.
Tanaman inang : Jagung
f.
Ciri penyakit
-
Berdasarkan pengamatan
Terdapat bercak karat
Terdapat serbuk
kecoklatan
- Berdasarkan
literatur
Terdapat titik noda yang berwarna merah
kecoklatan
seperti karat serta terdapat serbuk yang berwarna kecoklatan.
(Anonymous,
2011)
g.
Gambar
(Anonymous,
2011)
3. CMV (Cucumber Mozaik Virus)
a.
Nama penyakit
Nama
latin : CMV (Cucumber
Mozaik Virus)
Nama umum
: keriting pada cabai
b.
Klasifikasi
Kingdom
:
Virus
Filum
: Virus RNA
Kelas
:
Virus RNA
Ordo
: Bromoviridas
Genus : Cucumovirus
Spesies : Cucumber mozaik virus
c.
Tipe gejala : Nekrotik hipoplastik
d.
Patogen penyebab : Virus
e.
Tanaman inang
Inang
utama
: cabai, tomat
Inang alternatif
: tembakau
f.
Ciri penyakit
-
Berdasarkan pengamatan
Daun berwarna kuning
kehijaun
Agak sedikit
mengkerut
-
Berdasarkan literatur
Daun berubah warna dan menampilkan warna hijau
dan bercak tidak rata.
Tanaman kerdil, mengkerut dan terjadi
pembengkakan jaringan.
(Muhidin, 1993)
g. Gambar
(Anonymous, 2011)
4. Gloesporum
frugtigenum
a.
Nama penyakit
Nama latin :
Gloesporum frugtigenum / Colletotrichum
coccodes
Nama umum :
b.
Klasifikasi
Kingdom
: Virus
Filum
: Virus RNA
Kelas
: Virus RNA
Ordo
: Bromoviridas
Genus : Cucumovirus
Spesies : Cucumber mozaik virus
c.
Tipe gejala :
d.
Patogen penyebab :
e.
Tanaman inang :
f.
Ciri penyakit
g.
Gambar
5. Ustilago maydis
a.
Nama penyakit
Nama
latin
: Ustilago maydis
b.
Klasifikasi
Kingdom
: Fungi
Filum
: Basidiomycota
Kelas
: Ustilaginomycetes
Ordo
: Ustilaginales
Genus : Ustilago
Spesies : Ustilago maydis
c.
Tipe gejala : Nekrotik
d.
Patogen penyebab : Jamur
e.
Tanaman inang : Jagung
f.
Ciri penyakit
- Hasil pengamatan
·
tongkol jagung membusuk
- Pengamatan literatur
·
Pada tongkol biji yang terinfeksi membengkak
membentuk kelenjar.
(Anonymous,
2011)
g.
Gambar
(Anonymous, 2011)
6. Pyricularia oryzae
a.
Nama penyakit
Nama
latin : Pyricularia oryzae
Nama umum
: hawar daun
b.
Klasifikasi
Kingdom
: Bacteria
Filum
: Proteobacterium
Kelas
: Gammaproteibacteriun
Ordo
: Gammaproteibacterumceae
Genus : Pyricularia
Spesies : Pyricularia oryzae
c.
Tipe gejala : Nekrotik
d.
Patogen penyebab : Bakteri
e.
Tanaman inang : Padi
f.
Ciri penyakit
- Hasil pengamatan
·
Terdapat bercak kuning pada daun
·
Bercak kuning tersebur menghasilkan serabut
- Pengamatan literatur
·
Daun pucat hijau
·
Bibit terinfeksi akan layu dan daun menggulung
·
Bibit akan mati
(Anonymous,
2011)
g.
Gambar
(Anonymous, 2011)
7. Phytophtora infestans
a.
Nama penyakit
Nama latin
: Phytophthora infestans
Nama umum
: busuk daun kentang
b.
Klasifikasi
Kingdom
: Chromalveolata
Filum
: Herokontophyta
Kelas
: Oomycetes
Ordo
: Peronosporales
Family
: Phythiaceae
Genus : Phytophthora
Spesies : Phytophthora infestans
c.
Tipe gejala : Nekrotik
d.
Patogen penyebab : Jamur
e.
Tanaman inang
Inang
utama
: Kentang
Inang
alternatif : melon, tomat
f.
Ciri penyakit
-
Berdasarkan pengamatan
Daun mempunyai bercak
hijau kelabu
- Berdasarkan
literatur
Daun yang sakit memiliki bercak-bercak nekrotik
pada
tepi daun dan ujung daun serta akarnya yang meluas dan cepat sehingga mematikan
daun.
Bercak yang berwarna hijau kelabu kebasahan
meluas
menjadi bercak. Dengan bentuk dan ukuran tertentu.
(Muhidin, 1993)
g.
Gambar
(Anonymous, 2011)
8. Fusarium oxysporum
a.
Nama penyakit
Nama
latin
: Fusarium oxysporum
Nama
umum : layu fusarium
b.
Klasifikasi
Kingdom
: Fungi
Filum
: Deuteromycota
Kelas
: Deuteromycetes
Ordo
: Moniliales
Family
: Tuberculariaceae
Genus
: Fusarium
Spesies :
Fusarium oxysporum
c.
Tipe gejala : Nekrotik hipoplastik
d.
Patogen penyebab : Jamur
e.
Tanaman inang
Inang
utama
: Tomat
Inang alternatif
:
Pisang
f.
Ciri penyakit
-
Berdasarkan pengamatan
Tulang daun pucat
Layu atau tangkai
daun merunduk
- Berdasarkan
literatur
Tulang daun pucat, terutama daun sebelah atas, diikuti dengan merunduknya
tangkai, akhirnya tanaman layu
Tanaman menjadi
kerdil dan tumbuhan merana
(Muhidin,1993)
g.
Gambar
(Anonymous, 2011)
9. Meloidogyne sp
a.
Nama penyakit
Nama
latin : Meloidogyne sp
Nama
umum : bisul akar atau puru akar
b.
Klasifikasi
Kingdom
: Animalia
Filum
: Aschelmintes
Kelas
: Nematoda
Ordo
: Tyrentida
Family
: Hetero deniaceae
Genus : Meloidogyne
Spesies : Meloidogyne sp
c.
Tipe gejala : Hipertrophy
d.
Patogen penyebab : Nematoda
e.
Tanaman inang
Inang
utama
: jagung, tomat
Inang alternatif
: tebu, kentang, tembakau
f.
Ciri penyakit
-
Berdasarkan pengamatan
Akar serabut menjadi
banyak jumlahnya
Timbul bisul pada
akar
- Berdasarkan
literatur
Daun menjadi lekas
masak dan gugur
Akar serabut sekunder
menjadi abnormal jumlahnya
Timbul bisul pada
akar
(Muhidin,
1993)
g.
Gambar
(Anonymous, 2011)
10. Erwinia carotovora
a.
Nama penyakit
Nama
latin : Erwinia carotovora
Nama
umum
: Busuk lunak pada wortel
b.
Klasifikasi
Kingdom
: Bacteria
Filum
: Preobacteria
Kelas
: Gamma protobacteria
Ordo
: Enterubacteriales
Family
: Enterubacteriaceae
Genus : Erwinia
Spesies : Erwinia carotovora
c.
Tipe gejala : Nekrotik
d.
Patogen penyebab : Bakteri Erwinia
e.
Tanaman inang
Inang
utama : Wortel
Inang
alternatif : Kentang, tomat
f.
Ciri penyakit
-
Berdasarkan pengamatan
Umbi mengalami
pembusukan
Gejala berwarna hitam
-
Berdasarkan literatur
Terjadi busuk basah
Berwarna coklat atau kehitaman
Bercak membesar atau
mengendap, bentuk tidak beraturan, warna coklat
Munculnya serangan
bakteri menjadi berbau busuk yang khas dan menyengat.
(Anonymous, 2011)
g.
Gambar
(Anonymous, 2011)
4.2
Kajian dan Jurnal tentang salah satu penyakit tanaman
Menurut
jurnal yang berjudul Pengendalian Hayati
Penyakit Lodoh (Busuk Umbi Kentang) Dengan Agens Hayati. Jamur-jamur Antagonis
Isolat Lokal oleh Susiana Purwantisari, dkk, Penyakit busuk daun tanaman
kentang atau yang oleh petani di Kedu, Wonosobo disebut Lodoh merupakan
penyakit yang paling serius di antara penyakit dan hama yang menyerang tanaman
kentang di Indonesia. Penyakit lodoh ini disebabkan oleh serangan jamur patogen
ganas Phytophthora infestans yang dapat menurunkan produksi kentang hingga 90%
dari total produksi kentang dalam waktu yang amat singkat.
Sampai
saat ini kapang patogen penyebab penyakit busuk batang dan daun tanaman kentang
tersebut masih merupakan masalah krusial dan belum ada fungisida g yang
benar-benar efektif terhadap penyakit tersebut. Penelitian ini bertujuan
mengoleksi dan mengidentifikasi jamur-jamur tanah isolat lokal yang bersifat
antagonis terhadap patogen penyebab penyakit busuk daun dan umbi tanaman
kentang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab penyakit busuk daun dan
umbi tanaman kentang di daerah sentra pembibitan tanaman kentang di Kedu
Temanggung Jawa Tengah adalah Phytophthora infestans. Terdapat 17 isolat jamur
tanah isolat lokal yang dapat diisolasi dari tanah di sentra pembibitan tanaman
kentang tersebut. Dari 17 isolat jamur ini dapat dikelompokkan menjadi 4
kelompok isolat yang berbeda morfologi koloninya.
Pengamatan
secara mikroskopis menunjukkan bahwa dari 4 kelompok jamur tanah tersebut
adalah dari marga Trichoderma spp, Aspergillus sp, Pennicillium sp Phytophthora
infestans. Terdapat satu buah jamur yang belum dapat diidentifikasi.
Penyakit
merupakan salah satu faktor pembatas penting pada budidaya tanaman kentang.
Penyakit busuk daun tanaman kentang atau yang
oleh petani di Wonosobo dan Dieng
disebut Lodoh merupakan penyakit yang paling serius di antara penyakit dan hama
yang menyerang tanaman kentang di Indonesia (Katayama & Teramoto, 1997;
Zazali, 2004). Penyakit lodoh disebabkan oleh serangan jamur patogen ganas
Phytophthora infestans ini dapat menurunkan produksi kentang hingga 90% dari
total produksi kentang dalam
waktu yang amat singkat. Sampai
saat ini kapang patogen penyebab penyakit busuk batang dan daun tanaman kentang
tersebut masih merupakan masalah krusial dan belum ada varietas kentang yang
benar-benar tahan terhadap penyakit tersebut (Cholil, 1991).
Menurut
Djafaruddin, 2000, penyakit busuk daun/ batang (late blight) tanaman kentang
sangat berpotensi terjadi pada daerah dingin dan lembab karena kapang patogen
yang menyebabkannya mudah tumbuh dan berkembang baik pada kondisi dingin.
Penyebab penyakit busuk daun ini adalah kapang pathogen.
(Purwantisari,
2008)
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
·
Penyakit tumbuhhan adalah kelaianan
proses fisiologi tumbuhan yang disebabkan faktor abiotik maupun biotik yang
dapat menimbulkan kerugian baik secara kualitas, kuantitas maupun ekonomis.
·
Penyebab penyakit pada tanaman antara
lain :
ü Jamur
ü Bakteri
ü Virus
ü Nematoda
·
Berdasarkan konsep segitiga penyakit,
penyakit akan timbul jika memenuhi ketiga faktor antara lain : inang, patogen,
dan lingkungan. Dimana ketiga factor itu saling mendukung satu dengan yang
lainnya. Sebaliknya, jika ketiga faktor tidak terpenuhi atau salah satu dari
ketiga faktor tersebut tidak mendukung, tidak akan timbul penyakit pada suatu
tanaman.
5.2 Saran
Untuk spesimen di mohon untuk lebih dipermudah lagi
karena keterbatasan waktu untuk mencari dan kami belum begitu tahu tempat –
tempat mana saja kami dapat mencari specimen tersebut serta petani tentunya
sudah melakukan usaha untuk menghindari atau menanggulangi penyakit-penyakit
tanaman sehingga pencarian spesimen akan sulit.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonymous, 2011. http://desyrahayuningsihyahoocoid.blogspot.com/.
7 November 2011
7 November 2011
7 November 2011
7 November 2011
7 November 2011
7 November
2011
7 November
2011
7 November 2011
Anonymous,
2011. http://laporanpraktikumpertanian.blogspot.com/2011/04/
laporan-dasar-perlindungan-tanaman_6466.html.
7 November 2011
Anonymous,
2011. http://semadim.wordpress.com/2011/10/27/laporan-
praktikum-hama-penyakit-tanaman/.
7 November 2011
Muhidin.
1993. Dasar Hama dan Penyakit Tumbuhan. Universitas
Muhammadiyah.
Malang
R.
W, Jackson. 2009. Plant Pathogenic Bacteria: Genomics and Molecular
Biology.
Caister Academic Press.
Rochdjatun
Satrahidayat, Ika. 2011. Fitopatologi.
UB Press. Malang
Purnomo, Bambang. 2006. Kedudukan dan Sejarah Ilmu Penyakit Hutan,
Faperta
Unib.1
Purwantisari,
dkk. 2008. Pengendalian Hayati Penyakit
Lodoh (Busuk Umbi
Kentang) Dengan Agens Hayati. Jamur-jamur
Antagonis Isolat Lokal. Lab. Mikrobiogenetika Jurusan Biologi FMIPA
Undip. Semarang
Komentar
Posting Komentar